
Keterangan gambar: Batavia merupakan pusat tempat bertemunya kapal VOC, dan markas besarnya di Asia. Fungsi ini diembannya sejak tahun 1619. VOC telah memiliki pangkalan di tempat ini pada tahun 1610, tetapi pada waktu itu Bantam lebih penting. Ketika sultan Jakatra, dibantu oleh orang Bantam dan Inggris, mencoba mengusir orang Belanda, Jan Pieterszoon Coen merebut kesempatan, menaklukkan daerah ini dan mengusir rajanya. Jakatra lalu diberi nama Batavia. Posisi Batavia baru aman setelah berhasil menahan dua kali pengepungan oleh kesultanan Jawa Mataram pada tahun 1628 dan 1629. Menyusul perjanjian perdamaian dengan Bantam dan Mataram pada pertengahan abad ke-17, daerah udik Batavia terbuka untuk eksploitasi ekonomis. (sumber foto)
- Sejak abad ke 17, yang dilakukan oleh berbagai bangsa Eropah
- Sejak VOC runtuh (1799) dan beralih ke pemerintahan Kerajaan Belanda, tugas ini digantikan oleh petugas dan pegawai pemerintahan bangsa Belanda, dan ini berlangsung satu abad lamanya, yaitu antara akhir abad ke-18 sampai akhir abad ke-19. Hal ini berlangsung cukup lama karena tidak semua daerah di Indonesia dapat dikuasai oleh Belanda. Minangkabau dan Aceh misalnya baru pada akhir abad ke 19 dapat dikuasainya.
Akan tetapi tidak kalah pentingnya, setelah mereka dapat menguasai daerah jajahan, usaha keras lainnya adalah untuk pengembangan agama. Seperti yang dikemukakan oleh Hale (b.1984:167) sebagai berikut.
“Tetapi agamalah yang memaksa orang Eropah berusaha dengan cara coba-coba untuk memahami cara hidup dan cara berpikir bangsa lain. Dorongan agama ini lebih besar dari dorongan penjajahan dan perdagangan, bahkan lebih besar daripada keperluan pemerintahan dan kependudukan. Sampai dengan pertengahan Abad ke -16, para misionaris penuh harapan bahwa bangsa yang baru ditemukan dapat dijadikan Kristen dan sedapat mungkin di ubah menjadi “orang Eropa”. Akan tetapi ….Para iman yang tekun ini tidak kunjung menyadari bahwa kebiasaan yang berbeda dan metode organisasi sosial yang berbeda dari bangsa pribumi itu adalah hasil pembentukan yang berabad-abad lamanya “…………(dalam banyak kasus tidak mudah untuk diubah).


Dengan melihat dokumentasi ini, dapat dipahami bahwa penjajahan di Indonesia sebenarnya tidak sepenuhnya penjajahan politik dan pengembangan agama, tetapi juga penjajahan ekonomi atau sejarah kapitalisme (yang mungkin bisa berlangsung sampai sekarang tetapi dalam versi lain) (Bersambung)…..
Artikel ini ada 3 halaman, untuk melihat seluruhnya, klik kanan seluruh artikel berikutnya.